-->

Friday, April 2, 2021

Kenali, Pelajari, dan Beralih ke Digital Marketing

            Berbisnis adalah hal yang sering kita jumpai setiap harinya. Tidak diragukan bahwa setiap individu pernah memiliki interaksi dengan pelaku bisnis atau bahkan menjadi pelaku bisnis itu sendiri. Biasanya orang-orang berinteraksi dengan pelaku bisnis dengan cara langsung atau konvensional. Namun seiring berjalannya waktu, cara-cara konvensional semakin ditinggalkan, hal itu disebabkan oleh berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi.

            Bagi seorang wirausahawan, baik yang sudah memiliki bisnis sebelumnya maupun calon wirausahawan yang baru akan mulai berbisnis, media digital bisa dijadikan pilihan utama sebagai wadah atau sarana bagi bisnis mereka. Ketika para wirausahawan telah mengambil peluang atau kesempatan besar dengan menjadikan media digital sebagai pilihannya atau bahkan bukan pilihannya, para wirausahawan masih perlu untuk mencari peluang besar lainnya dalam pemanfaatan teknologi digital yang ada. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan atau mengaplikasikan strategi bisnis yang mulanya dilakukan dengan cara konvesional, maka kini strategi bisnis tersebut perlahan dialihkan dengan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dengan pemanfaatan media digital secara maksimal. Salah satu bagian dari strategi bisnis yang dapat dikembangkan dengan cara memaksimalkan media digital adalah pemasaran atau marketing.

            Pemasaran atau marketing secara umum merupakan aktivitas untuk mempromosikan produk atau layanan yang dimiliki oleh pelaku usaha. Ketika pemasaran tersebut dilakukan dengan basis media digital, maka hal itu disebut dengan digital marketing. Digital Marketing menjadi penting karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan inovasi disruptif mendorong wirausahawan untuk wajib memahami dan melakukan strategi pemasaran digital. Di era industri 4.0 saat ini, pandemi Covid-19 yang melanda dunia juga semakin mengakselerasi dan membuktikan pentingnya digital marketing dalam berwirausaha karena saat ini mobilitas untuk beraktivitas di luar dibatasi, maka hal itu membuat masyarakat lebih banyak aktif menggunakan internet dan media sosial. Selain itu, internet atau media digital kini telah mengubah dunia dan pola perilaku konsumen, sehingga wirausahawan pun perlu beradaptasi dengan teknologi digital yang berkembang pesat. Kemudian, media digital kini juga menjadi solusi di berbagai sektor, salah satunya sektor ekonomi dalam menjalani sebuah usaha, di mana nantinya pemaksimalan strategi digital marketing akan menjadi jawaban untuk bisa bersaing dalam berwirausaha.

            Selain dari faktor yang telah dipaparkan sebelumnya, ada hal lain yang dapat dilihat mengenai mengapa digital marketing penting dan menjadi pertimbangan wirausahawan muda dalam melakukan strategi pemasarannya. Dari sumber Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report, pada tahun 2019, dari 268,2 juta populasi di Indonesia terdapat 355,5 juta yang berlangganan mobile, 150 juta di antaranya sebagai pengguna internet dan media sosial, serta 130 juta di antaranya sebagai pengguna aktif media sosial melalui perangkat mobile (seluler). Namun pada tahun 2020, semua mengalami peningkatan. Dari sumber yang sama, di tahun 2020 populasi di Indonesia berkisar 272,1 juta penduduk, di mana terdapat 338,2 juta yang memiliki koneksi ponsel, dan 175,4 juta di antaranya adalah pengguna internet dan termasuk 160 juta sebagai pengguna aktif media sosial. Kemudian dalam penggunaan internet dan media sosial tersebut, di tahun 2019 masyarakat rata-rata menghabiskan sekitar 8 jam 36 menit dalam menggunakan internet melalui perangkat apapun dan di tahun 2020 sedikit mengalami penurunan yaitu rata-rata hanya 7 jam 59 menit. Namun, baik di tahun 2019 maupun 2020, rata-rata waktu yang dihabiskan dengan menggunakan media sosial adalah sekitar 3 jam 26 menit.

            Dari data yang telah dipaparkan, kita dapat melihat bahwa pengguna perangkat seluler, internet, dan pengguna aktif media sosial tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan populasi itu sendiri. Selain itu, kita juga bisa melihat bahwa menjelajahi internet dan menggunakan media sosial sudah menjadi aktivitas yang begitu dominan mengisi keseharian masyarakat. Hal ini menunjukkan satu gejala positif yang perlu dipandang oleh para wirausahawan sebagai peluang untuk mempertimbangkan media sosial sebagai media pemasaran, karena semakin meningkatnya pengguna internet maka semakin membuka peluang sukses dalam berpromosi di media sosial.

            Ketika ingin memulai melakukan digital marketing, perlu adanya strategi dan perencanaan dalam memilih platform media atau channel yang sesuai dengan bisnis yang kita miliki atau melihat dari peringkat platform media sosial yang paling banyak digunakan. Di tahun 2020, platform media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah YouTube sebanyak 88% dari jumlah populasi, diikuti dengan WhatsApp (84%), Facebook (82%), Instagram (79%), Twitter (56%), dan Line (50%). Dari data tersebut, para wirausahawan bebas memilih dan menentukan platform media sosial yang tepat untuk digunakan sebagai media dalam melakukan digital marketing sesuai dengan strategi dan analisis yang dilakukan di awal. Pemilihan channel yang tepat bertujuan untuk mengembangkan usaha, agar produk lebih dikenal, dan meningkatkan penjualan, sehingga mampu bersaing dalam industri kewirausahaan yang ada.

            Strategi dan perencanaan yang telah disinggung sebelumnya perlu dirancang dengan menganalisis berbagai data. Berdasar dari pemaparan Terrylina Arvinta Monoarfa, SE., MM., di channel YouTube Dedi Purwana Channel yang berjudul “Digital Marketing – Part 1”, beliau menjelaskan mengenai konsep Marketing Diagram SOSTAC untuk menyusun strategi pemasaran digital. SOSTAC merupakan akronim dari Situation Analysis, Objectives, Strategy, Tactics, Actions, dan Control.

            Situation Analysis merupakan gambaran awal untuk para wirausahawan untuk menilai usahanya, seperti “di mana” posisi usahanya saat ini. Dalam tahap ini, para wirausaha bisa mengevaluasi atau menganalisis bagaimana atau sudah sampai mana kinerja untuk mencapai tujuan usahanya dan persepsi masyakarat kepada brand mereka, kemudian menganalisis wawasan pelanggan (customer insight), menyusun SWOT—untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman—bagi bisnis mereka, sampai menganalisis tentang kapabilitas internal dan sumber daya yang ada dalam bisnis yang mereka jalankan.

            Objectives (tujuan) merupakan tahap di mana wirausahawan perlu mengetahui lebih jauh mengenai tujuan dari usahanya yang ingin dicapai atau dikembangkan. Dalam objectives, terdapat 5 tujuan utama yang disebut 5S. Sell, yaitu target dalam mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Serve, target kepuasan pelanggan. Sizzle, target dalam jumlah dan durasi kunjungan pelanggan atau melakukan ekstensi terhadap produk/layanan yang dimiliki. Speak, hubungan yang dibangun dengan konsumen dalam mengkomunikasikan produk/layanan pada konsumen. Save adalah menentukan ukuran atas keuntungan efisiensi.

            Strategy merupakan tahap umum untuk menyusun bagaimana tujuan bisa dicapai. Dalam tahap ini, yang perlu diperhatikan adalah target, segmentasi—mengelompokkan karakteristik dari konsumen—, dan positioning—tindakan merancang produk dan bauran pemasaran dengan khas. Kemudian diperlukan juga perancangan OVP (online value proposition), sequence—meningkatkan kredibilitas melalui media digital—, meningkatkan integritas dan membangun basis data yang baik, serta membentuk tools atau alat yang bisa memudahkan pelaksanaan usaha agar mencapai tujuan dengan baik.

            Tactics merupakan detail dari strategy yaitu bagaimana mengimplementasikan rancangan strategi yang telah dibuat, seperti melakukan pernjadwalan e-marketing mix, pemilihan platform media, cara berkomunikasi, cara mempublikasikan produk/layanan, dan upaya lainnya yang dapat diambil contoh untuk mengaplikasikan postioning maka hal yang  dapat dilakukan adalah seperti mengadakan give away, quiz, launching product, dan lain-lain secara detail.

            Actions merupakan implementasi dan detail dari tactics di mana menyangkut tentang siapa, apa, dan kapan bisa mengimplementasikan taktik yang telah disusun. Dalam tahap ini, diperlukan tanggung jawab, sumber daya dan kemampuan internal, serta lembaga eksternal.

            Control merupakan tahap akhir di mana kita memonitor kinerja yang dilakukan. Dalam tahap ini, kita perlu merancang KPI (key performanve indicators) agar dapat menilai dan melakukan penyesuaian kinerja terhadap tujuan (5S). Selain itu, dalam tahap ini kita juga perlu melakukan survei atas kepuasan pelanggan, memonitor profil pengunjung situs dan frekuensi pelaporan, serta mengontrol proses pelaporan dan aksi. Contoh konkrit dari KPI adalah memonitor penambahan followers, lalu memonitor banyaknya followers yang membeli produk/jasa yang disediakan, sehingga nantinya kita bisa mengukur target penambahan followers agar dapat memastikan jumlah peningkatan pembelian mendatang. Kemudian dari KPI yang telah disusun, kita bisa mengetahui apakah strategi yang disusun dan dijalankan sebelumnya sudah sesuai dan bisa dilanjutkan, atau harus memperbarui strategi tersebut yang nantinya bila ingin diperbarui maka siklus usaha akan berputar lagi berdasar pada diagram SASTAC seperti pemaparan sebelumnya.

                 





Sobat Kampus, cari inspirasi lebih jauh seputar edukasi 4.0 di Dunia Kampus 4.0

Sampai bertemu di unggahan menarik selanjutnya!!!

Adsterra

Thank you for visiting my blog and reading this article. Please give any feedback, criticism, or suggestions for this blog in the future. Warm regards, author.

3 comments:

Contact Us

Phone :

(contact only by e-mail)

Address :

Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
Indonesia

Email :

nafilahalfa.blog@gmail.com

Featured Post

Featured Slider

Popular Posts