Berbisnis adalah hal yang sering kita jumpai setiap harinya.
Tidak diragukan bahwa setiap individu pernah memiliki interaksi dengan pelaku
bisnis atau bahkan menjadi pelaku bisnis itu sendiri. Biasanya orang-orang
berinteraksi dengan pelaku bisnis dengan cara langsung atau konvensional. Namun
seiring berjalannya waktu, cara-cara konvensional semakin ditinggalkan, hal itu
disebabkan oleh berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi.
Bagi seorang wirausahawan, baik yang sudah memiliki bisnis
sebelumnya maupun calon wirausahawan yang baru akan mulai berbisnis, media
digital bisa dijadikan pilihan utama sebagai wadah atau sarana bagi bisnis
mereka. Ketika para wirausahawan telah mengambil peluang atau kesempatan besar
dengan menjadikan media digital sebagai pilihannya atau bahkan bukan
pilihannya, para wirausahawan masih perlu untuk mencari peluang besar lainnya
dalam pemanfaatan teknologi digital yang ada. Hal itu dapat dilakukan dengan
menerapkan atau mengaplikasikan strategi bisnis yang mulanya dilakukan dengan
cara konvesional, maka kini strategi bisnis tersebut perlahan dialihkan dengan
cara-cara yang lebih efektif dan efisien dengan pemanfaatan media digital
secara maksimal. Salah satu bagian dari strategi bisnis yang dapat dikembangkan
dengan cara memaksimalkan media digital adalah pemasaran atau marketing.
Pemasaran atau marketing secara umum merupakan aktivitas
untuk mempromosikan produk atau layanan yang dimiliki oleh pelaku usaha. Ketika
pemasaran tersebut dilakukan dengan basis media digital, maka hal itu disebut
dengan digital marketing. Digital Marketing menjadi penting karena kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan inovasi disruptif
mendorong wirausahawan untuk wajib memahami dan melakukan strategi pemasaran
digital. Di era industri 4.0 saat ini, pandemi Covid-19 yang melanda dunia juga
semakin mengakselerasi dan membuktikan pentingnya digital marketing dalam
berwirausaha karena saat ini mobilitas untuk beraktivitas di luar dibatasi,
maka hal itu membuat masyarakat lebih banyak aktif menggunakan internet dan
media sosial. Selain itu, internet atau media digital kini telah mengubah dunia
dan pola perilaku konsumen, sehingga wirausahawan pun perlu beradaptasi dengan
teknologi digital yang berkembang pesat. Kemudian, media digital kini juga
menjadi solusi di berbagai sektor, salah satunya sektor ekonomi dalam menjalani
sebuah usaha, di mana nantinya pemaksimalan strategi digital marketing akan
menjadi jawaban untuk bisa bersaing dalam berwirausaha.
Selain dari faktor yang telah dipaparkan sebelumnya, ada hal
lain yang dapat dilihat mengenai mengapa digital marketing penting dan menjadi
pertimbangan wirausahawan muda dalam melakukan strategi pemasarannya. Dari
sumber Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report, pada tahun 2019,
dari 268,2 juta populasi di Indonesia terdapat 355,5 juta yang berlangganan mobile,
150 juta di antaranya sebagai pengguna internet dan media sosial, serta 130
juta di antaranya sebagai pengguna aktif media sosial melalui perangkat mobile (seluler).
Namun pada tahun 2020, semua mengalami peningkatan. Dari sumber yang sama, di
tahun 2020 populasi di Indonesia berkisar 272,1 juta penduduk, di mana terdapat
338,2 juta yang memiliki koneksi ponsel, dan 175,4 juta di antaranya adalah
pengguna internet dan termasuk 160 juta sebagai pengguna aktif media sosial.
Kemudian dalam penggunaan internet dan media sosial tersebut, di tahun 2019
masyarakat rata-rata menghabiskan sekitar 8 jam 36 menit dalam menggunakan
internet melalui perangkat apapun dan di tahun 2020 sedikit mengalami penurunan
yaitu rata-rata hanya 7 jam 59 menit. Namun, baik di tahun 2019 maupun 2020,
rata-rata waktu yang dihabiskan dengan menggunakan media sosial adalah sekitar
3 jam 26 menit.
Dari data yang telah dipaparkan, kita dapat melihat bahwa
pengguna perangkat seluler, internet, dan pengguna aktif media sosial tumbuh
lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan populasi itu sendiri. Selain itu,
kita juga bisa melihat bahwa menjelajahi internet dan menggunakan media sosial
sudah menjadi aktivitas yang begitu dominan mengisi keseharian masyarakat. Hal
ini menunjukkan satu gejala positif yang perlu dipandang oleh para wirausahawan
sebagai peluang untuk mempertimbangkan media sosial sebagai media pemasaran,
karena semakin meningkatnya pengguna internet maka semakin membuka peluang
sukses dalam berpromosi di media sosial.
Ketika ingin memulai melakukan digital marketing, perlu
adanya strategi dan perencanaan dalam memilih platform media atau channel yang
sesuai dengan bisnis yang kita miliki atau melihat dari peringkat platform media
sosial yang paling banyak digunakan. Di tahun 2020, platform media sosial yang
paling banyak digunakan di Indonesia adalah YouTube sebanyak 88% dari jumlah
populasi, diikuti dengan WhatsApp (84%), Facebook (82%), Instagram (79%),
Twitter (56%), dan Line (50%). Dari data tersebut, para wirausahawan bebas
memilih dan menentukan platform media sosial yang tepat untuk digunakan sebagai
media dalam melakukan digital marketing sesuai dengan strategi dan analisis
yang dilakukan di awal. Pemilihan channel yang tepat bertujuan untuk
mengembangkan usaha, agar produk lebih dikenal, dan meningkatkan penjualan,
sehingga mampu bersaing dalam industri kewirausahaan yang ada.
Strategi dan perencanaan yang telah disinggung sebelumnya
perlu dirancang dengan menganalisis berbagai data. Berdasar dari pemaparan
Terrylina Arvinta Monoarfa, SE., MM., di channel YouTube Dedi Purwana Channel
yang berjudul “Digital Marketing – Part 1”, beliau menjelaskan mengenai konsep Marketing
Diagram SOSTAC untuk menyusun strategi pemasaran digital. SOSTAC merupakan
akronim dari Situation Analysis, Objectives, Strategy, Tactics, Actions, dan Control.
Situation Analysis merupakan gambaran awal untuk para
wirausahawan untuk menilai usahanya, seperti “di mana” posisi usahanya saat
ini. Dalam tahap ini, para wirausaha bisa mengevaluasi atau menganalisis
bagaimana atau sudah sampai mana kinerja untuk mencapai tujuan usahanya dan
persepsi masyakarat kepada brand mereka, kemudian menganalisis wawasan
pelanggan (customer insight), menyusun SWOT—untuk mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman—bagi bisnis mereka, sampai menganalisis tentang
kapabilitas internal dan sumber daya yang ada dalam bisnis yang mereka
jalankan.
Objectives (tujuan) merupakan tahap di mana wirausahawan
perlu mengetahui lebih jauh mengenai tujuan dari usahanya yang ingin dicapai
atau dikembangkan. Dalam objectives, terdapat 5 tujuan utama yang disebut 5S. Sell,
yaitu target dalam mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Serve, target kepuasan
pelanggan. Sizzle, target dalam jumlah dan durasi kunjungan pelanggan atau
melakukan ekstensi terhadap produk/layanan yang dimiliki. Speak, hubungan yang
dibangun dengan konsumen dalam mengkomunikasikan produk/layanan pada konsumen.
Save adalah menentukan ukuran atas keuntungan efisiensi.
Strategy merupakan tahap umum untuk menyusun bagaimana
tujuan bisa dicapai. Dalam tahap ini, yang perlu diperhatikan adalah target,
segmentasi—mengelompokkan karakteristik dari konsumen—, dan positioning—tindakan
merancang produk dan bauran pemasaran dengan khas. Kemudian diperlukan juga
perancangan OVP (online value proposition), sequence—meningkatkan kredibilitas
melalui media digital—, meningkatkan integritas dan membangun basis data yang
baik, serta membentuk tools atau alat yang bisa memudahkan pelaksanaan usaha
agar mencapai tujuan dengan baik.
Tactics merupakan detail dari strategy yaitu bagaimana
mengimplementasikan rancangan strategi yang telah dibuat, seperti melakukan pernjadwalan
e-marketing mix, pemilihan platform media, cara berkomunikasi, cara
mempublikasikan produk/layanan, dan upaya lainnya yang dapat diambil contoh untuk
mengaplikasikan postioning maka hal yang
dapat dilakukan adalah seperti mengadakan give away, quiz, launching
product, dan lain-lain secara detail.
Actions merupakan implementasi dan detail dari tactics di
mana menyangkut tentang siapa, apa, dan kapan bisa mengimplementasikan taktik
yang telah disusun. Dalam tahap ini, diperlukan tanggung jawab, sumber daya dan
kemampuan internal, serta lembaga eksternal.
Control merupakan tahap akhir di mana kita memonitor kinerja
yang dilakukan. Dalam tahap ini, kita perlu merancang KPI (key performanve
indicators) agar dapat menilai dan melakukan penyesuaian kinerja terhadap
tujuan (5S). Selain itu, dalam tahap ini kita juga perlu melakukan survei atas
kepuasan pelanggan, memonitor profil pengunjung situs dan frekuensi pelaporan,
serta mengontrol proses pelaporan dan aksi. Contoh konkrit dari KPI adalah
memonitor penambahan followers, lalu memonitor banyaknya followers yang membeli
produk/jasa yang disediakan, sehingga nantinya kita bisa mengukur target
penambahan followers agar dapat memastikan jumlah peningkatan pembelian
mendatang. Kemudian dari KPI yang telah disusun, kita bisa mengetahui apakah
strategi yang disusun dan dijalankan sebelumnya sudah sesuai dan bisa
dilanjutkan, atau harus memperbarui strategi tersebut yang nantinya bila ingin
diperbarui maka siklus usaha akan berputar lagi berdasar pada diagram SASTAC
seperti pemaparan sebelumnya.